Membuat Model Bisnis Lean Canvas

Business Lean Kanvas - Anda mempunyai cita-cita besar? ibarat menjalankan bisnis sendiri atau mengubah inspirasi perjuangan menjadi lebih baik. Dan itu hanya mungkin kalau kita membangun startup di atas model bisnis yang solid.


Mari lihat fakta. mungkin sebagian orang berpikir mempunyai planning bisnis yang terang dan inspirasi bisnis hebat, tetapi kenyataannya itu sekedar hipotesis. Pastinya kita membuang waktu (Waste - Muda) bahkan itu menjadi aktivitas tidak bernilai tambah (Non Value Added - NVA) dengan menulis dokumen panjang kemudian disertakan banyak grafik maupun data di dalamnya. Atau silahkan memulai perjalanan kewirausahaan melalui cara lebih profesional memakai model bisnis canvas.


Model bisnis canvas ialah bahasa visual bersama yang sanggup dipakai sebagai titik rujukan dan papan denah untuk merencanakan, menumbuhkan dan mendorong startup Anda. Ini ialah langkah strategis untuk mendesain model bisnis inovatif.


Artikel Terkait:


Di ulasan kali ini, ada tujuh daftar kiat untuk membantu Anda menyebarkan model bisnis lean canvas.

 ibarat menjalankan bisnis sendiri atau mengubah inspirasi perjuangan menjadi lebih baik Membuat Model Bisnis Lean Canvas

1. Antisipasi perubahan.

Sebagai seorang pengusaha, perubahan ialah sekutu terbesar. Waktu sering bertentangan dengan kita, jadi jangan sia-siakan untuk menyempurnakan model bisnis pertama Anda. Sebenarnya, model bisnis akan berubah segera sehabis melewati fase akuisisi pelanggan. Aturan umumnya; JANGAN PERNAH JATUH CINTA Dengan MODEL BISNIS AWAL.


2. Hindari Mencontoh.

Inti dari kewirausahaan dan membangun startup ialah menunjukkan sesuatu yang orisinil dan unik; Ini sanggup menambah nilai (Value) bagi kehidupan pelanggan. Daripada mencontoh model bisnis startup milik orang lain, Anda harus memakai teknik desain untuk menghasilkan ide bisnis inovatif sendiri.



3. Temukan episenter yang sempurna untuk bisnis Anda, dan mulailah dari sana.

Sebenarnya semuanya tergantung pola model bisnis atau taktik bisnis, Anda sanggup memulai proses ideasi dari blok bangunan berbeda dari model bisnis kanvas tersebut. Artinya kita harus menemukan episenter yang sempurna untuk membantu membedakan model bisnis. Gunakan salah satu dari empat titik awal ini.


Strategi terbaik ialah berkonsentrasi pada pusat episenter yag digerakkan oleh sumber daya kalau Anda ingin memanfaatkan kemitraan yang sudah ada atau pendirian dan aset ketika ini.


Jika Anda berencana untuk meningkatkan produktivitas, maka opsi Anda akan bermetamorfosis pusat yang digerakkan oleh penawaran. Kaprikornus kita harus mulai dengan proposisi nilai dan meningkatkan cara menangani poin-poin rasa kecewa pelanggan. Dengan cara ini, Anda bahkan akan sanggup mengurangi risiko serta mengurangi biaya.


Episentrum digerakkan oleh pelanggan ialah opsi terbaik untuk memulai, terutama ketika Anda ingin menembus segmen pelanggan tertentu dari industri dan menunjukkan sesuatu yang mereka tidak bisa membeli sebelumnya. Titik awal ideasi ialah segmen pelanggan gres Anda dan karakteristiknya.


Akhirnya, pusat episentris yang digerakkan oleh keuangan dipakai sebagai titik awal proses ideasi ketika Anda fokus pada penemuan prosedur pengisian dalam usaha, menambahkan pedoman pendapatan baru.


Satu hal yang dihentikan dilupakan ialah fakta bahwa model bisnis canvas itu ibarat balon. Segera sehabis Anda memindahkan satu elemen dari satu blok bangunan, itu memengaruhi seluruh model bisnis.


4. Sering Iterasi.

Ide pertama hanyalah apa yang dipikir bisa berhasil. Buat marketing strategy draf versi pertama, selesaikan sembilan blok bangunan dari kanvas, dan kembangkan model bisnis awal Anda. Setelah selesai, mulailah mengujinya dengan mendengarkan umpan balik pelanggan dan iterasi yng sesuai. Siapa tahu, kita bahkan mungkin hasilnya menyebarkan sesuatu sangat berbeda dibandingkan dengan inspirasi awal tadi.


5. Sertakan pendapat pelanggan Anda.

Banyak bisnis menghabiskan banyak uang dalam riset pasar (case study), tetapi mereka cenderung lupa memasukkan faktor yang paling penting untuk akuisisi pelanggan dan siklus pengembangan produk mereka menurut pendapat pelanggan sebagai corporate strategy. Jika Usaha tidak mempunyai anggaran yang besar, mulailah melaksanakan riset pasar murah dan ketahui umpan balik pembeli potensial. Semakin banyak yang diketahui perihal pelanggan, semakin baik posisi bisnis kedepannya.



6. Pemetaan. (Value Stream Mapping)

Ini bukan perihal betapa kerennya value proposition pada inspirasi bisnis Anda, atau betapa menakjubkan penampilan produk. Ini semua perihal bagaimana kita sanggup memakai swot analysis supaya menyentuh hati pelanggan. biar mencapai itu, seharusnya mendesain model bisnis dan produk / layanan untuk mengatasi poin-poin rasa kecewa pelanggan.


7. Rancang dengan dua pendekatan agility dan lean startup.

Caranya ialah dengan bisa menyebarkan model bisnis dan pindah ke pengembangan produk secepat mungkin. Selanjutnya, uji model dan purwarupa Anda dengan pelanggan, dan akhirnya, sesuaikan dengan seruan pasar atau pivot kapan pun diperlukan.


Sangat disayangkan melihat banyak pengusaha gagal sebab mereka terlalu mengandalkan apa yang dipikir akan bekerja. Cara terbaik untuk mengetahui apakah inspirasi bisnis dalam hal besar berikutnya ialah memulai dari yang kecil, memakai pendekatan yang sudah terbukti, dan merancang model bisnis menurut teknik diatas.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel