Belajar Seven Qc Tools (Tujuh Alat Pengendalian Kualitas)

Tujuh (7) Alat Dasar Kualitas (Bahasa Inggris: Seven Basic Tools of Quality ) yakni seperangkat alat analisis data yang relatif sederhana yang dipakai untuk mendukung upaya peningkatan kualitas.


Alat ini cukup sederhana lantaran tidak memerlukan statistik canggih untuk digunakan, meskipun batas diagram kontrol menjadi terlalu rumit untuk dikembangkan oleh pengguna biasa.


Adapun ke tujuh alat dasar kualitas adalah:
  1. Cause and Effect Diagram (Diagram Ishikawa / Diagram Fishbone)
  2. Bagan Kontrol
  3. Bagan Pareto
  4. Scatter Diagram
  5. Histogram
  6. Lembar Periksa
  7. Flow chart

Untuk lebih mendalami wacana pengendalian mutu serta sebagai sarana berguru bagi yang gres mengenal Seven QC Tools (Dalam bahasa Indonesia: Tujuh - 7 alat pengendalian kualitas) simak terus.


1. Cause and Effect Diagram (Diagram Ishikawa / Diagram Fishbone)


 yakni seperangkat alat analisis data yang relatif sederhana yang dipakai untuk menduku Belajar Seven QC Tools (Tujuh Alat Pengendalian Kualitas)
Contoh Diagram Ishikawa - Sebab Akibat - Cause and Effect

Diagram Ishikawa yakni teknik analitik sederhana untuk menampilkan dan analisis selanjutnya wacana penyebab dan konsekuensi, yang merupakan gagasan Kaoru Ishikawa.


Diagram Ishikawa (juga disebut diagram fishbone, diagram herringbone, diagram sebab-akibat, atau Fishikawa) yakni diagram sebab-akibat yang dibentuk oleh Kaoru Ishikawa memperlihatkan penyebab kejadian tertentu.


Diagram Ishikawa didasarkan pada prinsip kausalitas sederhana yaitu setiap konsekuensi (masalah) mempunyai penyebabnya sendiri atau kombinasi sebab-sebab. Tujuannya yakni untuk menganalisis dan memilih penyebab paling mungkin dari dilema yang dipecahkan.

Di mana penggunaan diagram Ishikawa dalam praktek?

Karena keserbagunaannya, diagram Ishikawa dipakai dalam bidang kualitas dalam mencari penyebab kualitas yang buruk, tetapi juga dalam bidang risiko atau penyelesaian masalah. Ini sering dipakai untuk mencari solusi selama teknik tim ibarat brainstorming. Sementara pemecahan masalah, dalam perdebatan atau dengan teknik analisis lainnya, penyebab yang mungkin secara sistematis dicari dan diwakili oleh bentuk tulang ikan (karena itu namanya).


Penyebabnya sebagian besar dicari pada dimensi dasar dari daftar berikut memperlihatkan delapan dimensi khas yang dipakai dalam produksi (8M):
  1. Manusia (Man power) - penyebab yang disebabkan oleh orang-orang
  2. Metode (Methods) - penyebab yang disebabkan oleh aturan, peraturan, undang-undang atau standar
  3. Mesin (Machines) - penyebab yang disebabkan oleh peralatan ibarat mesin, komputer, tol
  4. Bahan (Materials) - penyebab yang disebabkan oleh cacat atau sifat material
  5. Pengukuran (Measurements) - penyebab yang disebabkan oleh pengukuran yang tidak sempurna atau tidak dipilih dengan baik
  6. Lingkungan (Mother nature) - penyebab yang disebabkan oleh lingkungan, contohnya: suhu, kelembaban atau budaya
  7. Manajemen (Management) - penyebab yang disebabkan oleh administrasi yang tidak tepat
  8. Pemeliharaan (Maintenance) - penyebab yang disebabkan oleh pemeliharaan yang tidak tepat

Diagram Ishikawa sanggup dipakai secara retrospektif untuk menemukan penyebab dilema serta mencegah di masa depan terjadi dilema yang sama.


Cause and Effect Diagram (Diagram Ishikawa / Fishbone Diagram): Diagram alasannya yakni dan akhir memperlihatkan pengaturan grafis untuk potensi penyebab dilema (efek). Pengaturan ini membantu baik dengan brainstorming dan dengan memahami bidang peluang.


Tujuan dari diagram Ishikawa adalah untuk memperlihatkan kejelasan wacana sifat masalah. Masalah rumit cenderung mempunyai banyak faktor yang berkontribusi. Hubungan penyebab potensial ini akan nampak ketika diatur dalam format visual.


Diagram alasannya yakni dan akhir sangat terkenal sebagai alat brainstorming, berkhasiat sebagai latar belakang dipakai untuk menghasilkan gagasan, atau sebagai cara mengatur gagasan yang dikumpulkan dari metode brainstorming lainnya.


Diagram alasannya yakni dan akhir juga disebut oleh beberapa nama lain. Nama alternatif yang paling umum yakni diagram tulang ikan, lantaran alasan yang jelas. Bentuk diagram memilki kemiripan yang luar biasa dengan sisa-sisa kerangka ikan, dengan imbas berada di tempat di mana kepala berada. Hal ini juga kurang umum disebut diagram Ishikawa untuk menghormati laki-laki itu, Kaoru Ishikawa, yang dikreditkan oleh banyak sekali orang dengan membuat atau mempopulerkan alasannya yakni dan akhir (fishbone) diagram.


Tujuan Diagram Fishbone

Diagram alasannya yakni dan akhir berkhasiat untuk:
  • Pecahkan praduga wacana masalah.
  • Memacu fatwa kritis.
  • Menemukan akar permaslahan dengan melihat bagaimana penyebabnya berinteraksi.
  • Dorong seluruh tim untuk berpartisipasi dalam perbaikan berkelanjutan.


2. Diagram Kontrol

 yakni seperangkat alat analisis data yang relatif sederhana yang dipakai untuk menduku Belajar Seven QC Tools (Tujuh Alat Pengendalian Kualitas)
Gambar: Diagram Kontrol - Control Chart

Diagram kontrol (Control chart) yakni denah run yang cukup canggih yang menambah batas variasi statistik. Ini membantu tim memisahkan fluktuasi normal yang dibangun ke dalam sistem dari penyebab khusus yang meningkatkan output.


Control Chart, juga dikenal sebagai grafik Shewhart (setelah Walter A. Shewhart) atau denah perilaku-proses, yakni alat kontrol proses statistik yang dipakai untuk memilih apakah proses manufaktur atau bisnis berada dalam keadaan terkendali.


Apabila analisis diagram kontrol memperlihatkan bahwa proses ketika ini terkendali, yaitu, stabil, dengan variasi hanya berasal dari sumber yang sama dengan proses, maka tidak ada koreksi atau perubahan untuk parameter kontrol proses diharapkan atau diinginkan. Selain itu, data dari proses tersebut sanggup dipakai untuk memprediksi kinerja proses di masa depan. Jika grafik memperlihatkan bahwa proses yang dipantau tidak dalam kendali, analisis denah sanggup membantu memilih sumber variasi, lantaran ini akan menghasilkan kinerja proses yang terdegradasi.


3. Bagan Pareto

 yakni seperangkat alat analisis data yang relatif sederhana yang dipakai untuk menduku Belajar Seven QC Tools (Tujuh Alat Pengendalian Kualitas)
Gambar: Pareto Chart

Prinsip Pareto, juga dikenal sebagai hukum 80/20, berasal dari pengamatan yang dilakukan oleh ekonom Italia kurun ke-19 berjulukan Vilfredo Pareto. Ini hanya menyampaikan bahwa hanya sejumlah kecil (beberapa kritis) penyebab, yang memilih sebagian besar efeknya. Misalnya, beberapa klien yang sulit mungkin menghabiskan sebagian besar waktu layanan pelanggan atau beberapa pembeli sanggup membeli sebagian besar produk perusahaan.


Bagan pareto sering dipakai dalam perbaikan berkelanjutan. Bagan ini intinya yakni diagram batang yang mengurutkan kategori dalam urutan menurun. Kadang-kadang, denah juga akan memperlihatkan garis untuk persentase kumulatif.


Bagan Pareto yakni alat yang sangat berpengaruh dan merupakan belahan integral dari proses pemecahan masalah. Bagan pareto menyederhanakan data dan membantu tim mengidentifikasi pola dan dilema dengan mudah. Setelah Anda sanggup mengidentifikasi dilema apa yang mengambil sebagian besar sumber daya, kemudian sanggup mempersempit upaya peningkatan untuk menemukan solusi yang terfokus sebagai solusi yang mempunyai dampak signifikan.



4. Scatter Diagram

Diagram pencar memperlihatkan hubungan antara dua faktor. Sifat visual grafik membuat pola melompat keluar.


Sebuah scatter plot (juga disebut scatterplot, scatter graph, scatter chart, scattergram, atau scatter diagram) yakni jenis plot atau diagram matematis yang memakai koordinat Cartesian untuk menampilkan nilai-nilai untuk biasanya dua variabel untuk satu set data. Jika poin diberi aba-aba warna, satu variabel pemanis sanggup ditampilkan. Data ditampilkan sebagai kumpulan poin, masing-masing mempunyai nilai satu variabel yang memilih posisi pada sumbu horizontal dan nilai variabel lain yang memilih posisi pada sumbu vertikal.

 yakni seperangkat alat analisis data yang relatif sederhana yang dipakai untuk menduku Belajar Seven QC Tools (Tujuh Alat Pengendalian Kualitas)
Contoh Diagram Scatter

Jenis Diagram Scatter (Diagram Pencar)


Diagram pencar tersebut sanggup dikategorikan ke dalam beberapa tipe; namun, saya akan membahas dua jenis yang akan meliputi sebagian besar diagram Scatter yang dipakai dalam administrasi proyek. Tipe pertama didasarkan pada jenis korelasi, dan tipe kedua didasarkan pada kemiringan tren.


Saya memberi Anda dua jenis lantaran ini akan memperlihatkan denah yang sama dengan dua perspektif yang berbeda, ini akan membantu Anda membangun pemahaman yang berpengaruh mengenai diagram Scatter.


Menurut jenis korelasi, diagram pencarangan sanggup dibagi ke dalam kategori berikut:

  • Scatter Diagram tanpa Korelasi
  • Scatter Diagram dengan Moderate Correlation
  • Scatter Diagram dengan Korelasi Kuat



5. Histogram

Histogram yakni jenis denah batang yang memperlihatkan data dalam ‘keranjang” yang sama. Ini memungkinkan pengguna melihat distribusi data.


Histogram yakni representasi akurat dari distribusi data numerik. Ini yakni asumsi distribusi probabilitas dari variabel kontinu (variabel kuantitatif) dan pertama kali diperkenalkan oleh Karl Pearson. Berbeda dari grafik batang, dalam arti bahwa grafik batang menghubungkan dua variabel, tetapi histogram hanya bekerjasama satu. Untuk membuat histogram, langkah pertama yakni "mengosongkan" kisaran nilai yaitu, membagi seluruh rentang nilai ke dalam serangkaian interval dan kemudian menghitung berapa banyak nilai yang jatuh ke setiap interval. Tempat sampah 'keranjang' biasanya ditetapkan sebagai interval variabel yang berturut-turut dan tidak tumpang tindih. Bins (interval) harus berdekatan, dan sering (tetapi tidak diperlukan) dengan ukuran yang sama.


Jika keranjang berukuran sama, persegi panjang dipasang di atas nampan dengan tinggi proporsional dengan frekuensi — jumlah masalah di setiap nampan. Histogram juga sanggup dinormalisasi untuk menampilkan frekuensi "relatif". Ini kemudian memperlihatkan proporsi masalah yang masuk ke masing-masing dari beberapa kategori, dengan jumlah ketinggian setara dengan 1.


Namun, keranjang / tempat sampah tidak harus sama lebarnya; dalam hal ini, persegi panjang yang ditegakkan didefinisikan mempunyai tempat yang proporsional dengan frekuensi masalah di tempat sampah. Sumbu vertikal kemudian bukan frekuensi tetapi kerapatan frekuensi-jumlah masalah per unit variabel pada sumbu horizontal. Contoh lebar bin variabel ditampilkan pada data agen sensus di bawah ini.

 yakni seperangkat alat analisis data yang relatif sederhana yang dipakai untuk menduku Belajar Seven QC Tools (Tujuh Alat Pengendalian Kualitas)
Gambar: Contoh Histogram


Karena tempat sampah di sebelahnya tidak meninggalkan celah, segi empat histogram saling bersentuhan untuk memperlihatkan bahwa variabel orisinil yakni berkelanjutan.


6. Lembar Periksa

 yakni seperangkat alat analisis data yang relatif sederhana yang dipakai untuk menduku Belajar Seven QC Tools (Tujuh Alat Pengendalian Kualitas)
Gambar: Quality Control Check Sheet

Lembar Periksa (check sheet) menyediakan cara untuk mengumpulkan dan menghitung data. Individu mengumpulkan data hanya membuat tanda di kotak yang sesuai sebagai kejadian data dihitung. Lembar investigasi biasanya diatur sebagai kotak, memungkinkan dua faktor untuk dicatat sekaligus (yaitu jenis cacat di belahan atas dan stasiun kerja yang diidentifikasi pada kolom vertikal.)


Check Sheets yakni sarana penghitungan data. Mereka umumnya disimpan pada titik pengumpulan data, dan setiap kali kejadian tertentu terjadi, cek ditempatkan di kotak yang sesuai.


Dalam banyak kasus, lembar poriksa akan dipecah menjadi kotak. Kolom paling sering berisi banyak sekali jenis kejadian. Baris dipecah ke dalam periode waktu, apakah jam, hari, atau periode yang lebih lama.


Setiap kali suatu kejadian terjadi, ibarat keluhan pelanggan, atau belahan yang rusak, orang yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan data menempatkan cek di kolom yang sesuai pada waktu yang tepat.


Lembar cek yakni alat pengumpulan data. Pada ketika Anda memakai salah satunya, Anda kemungkinan sudah memulai proses pemecahan masalah. Lembar cek paling sering dipakai untuk membantu mengidentifikasi frekuensi dilema tertentu untuk sanggup menerapkan prinsip Pareto ke solusi.


Sebagai variasi dari lembar cek, catat nomor bukan tanda centang sederhana. Perkiraan waktu atau biaya yang terkait dengan dilema dan catat dalam kotak yang sesuai. Meskipun membutuhkan sedikit lebih banyak waktu untuk merekam, ini memperlihatkan informasi pemanis yang sanggup memperlihatkan wawasan yang lebih baik ke dalam solusi.


7. Diagram Alir (Flow Chart)

 yakni seperangkat alat analisis data yang relatif sederhana yang dipakai untuk menduku Belajar Seven QC Tools (Tujuh Alat Pengendalian Kualitas)
Gambar: Flow Chart

Bagan alur yakni representasi visual dari jalur yang dilakukan entitas melalui suatu proses. 'Entitas' ini sanggup berupa orang, produk, atau informasi melalui suatu proses.


Diagram alur mempunyai dua kegunaan utama:

  • Diagram alur proses dipakai untuk mendokumentasikan langkah-langkah operasi. Sifat visual denah alir membuatnya berkhasiat untuk mempelajari suatu proses, untuk dengan cepat menyidik langkah berikutnya sebagai alat memori, atau ketika meninjau karya orang lain.
  • Diagram alur (Flow chart) yakni alat pemecahan masalah. Ini berkhasiat sebagai alat analisis di hampir setiap upaya peningkatan proses.



Bagaimanapun juga, tujuannya yakni untuk memperlihatkan pemahaman yang lebih besar wacana bagaimana proses beroperasi.


Tingkat kerincian dari diagram alur sanggup bervariasi dari ikhtisar singkat sampai panduan rinci langkah demi langkah wacana prosesnya.


Sifat visual dari diagram alur proses memperlihatkan dua manfaat utama:
  • Menciptakan tingkat pemahaman yang lebih dalam. Melihat daftar paragraf tidak menyoroti seberapa rumit langkahnya, cara mereka berinteraksi, atau di mana kecocokan dengan citra yang lebih besar.
  • Manfaat lainnya yakni bahwa diagram alur bertindak sebagai alat komunikasi. Menjelaskan suatu proses sanggup menjadi tantangan dengan kata-kata tertulis saja. Penggambaran grafis dari suatu proses, di sisi lain, membantu penulis memberikan 'rasa' suatu proses.


Penggunaan Diagram Alir pada umumnya dipakai sebagai:

  • Pemecahan Masalah / Peningkatan Proses. Diagram alur proses yakni alat instrumental dalam pemecahan masalah. Mereka menyoroti proses yang sia-sia, terutama dengan membuat kompleksitas sangat jelas, atau dengan memperlihatkan jalan memutar yang mungkin diambil proses.
  • Dokumentasi Pelatihan.  Dokumen training membutuhkan tingkat detail yang tinggi untuk memperlihatkan kepada karyawan cara menuntaskan pekerjaan. Dokumen-dokumen ini biasanya terlalu rumit untuk dipakai sehari-hari, tetapi lebih dipakai untuk mengajar karyawan gres bagaimana melaksanakan pekerjaan, atau sebagai panduan acuan ketika karyawan melupakan sesuatu.
  • Dokumentasi Proses. Dokumentasi proses dan dokumen training terkait erat, dan dalam banyak masalah bahkan satu dan sama. Bentuk diagram alur ini dipakai untuk menyimpan informasi wacana bagaimana suatu proses dilakukan.
  • Panduan Referensi. Panduan acuan sanggup dipakai oleh karyawan sebagai penyegaran untuk proses yang tidak biasa. Sebagai contoh, suatu produk mungkin mempunyai beberapa opsi di atasnya. Bagan alur jenis ini berkhasiat sebagai pengingat, lantaran biasanya tidak perlu waktu usang untuk membaca.

Penggunaan umum lainnya dari denah alur jenis ini yakni bagi para pemimpin untuk meninjau suatu operasi. Mereka sanggup mengelola banyak proses, dan tidak sanggup mengingat setiap langkah dari setiap proses. Bagan alur kecil dari suatu operasi yakni cara yang baik untuk memastikan bahwa suatu proses diselesaikan dengan benar.


Dari pembahasan diatas agar kita sanggup berguru mengenai seven QC tools atau tujuh alat pengendalian kualitas/mutu.


BacaJuga:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel