Heijunka Pada Lean Manufacturing

Saat penerapan lean manufacturing di perusahaan kita akan mendengar kata "Heijunka" dalam prinsip dasar leveling penjadwalan bertujuan mengurangi Mura (ketidakrataan) juga mengurangi muda (pemborosan) untuk pengembangan efisiensi serta meningkatkan produktivitas produksi.


Heijunka (hi-june-kuh) merupakan kata dalam bahasa Jepang yang berarti leveling. Ini memaknai Heijunka yakni pecahan dari metodologi lean buat perbaikan proses supaya membantu organisasi mencocokkan pola usul pelanggan dimana tidak sanggup diprediksi dengan meratakan jenis dan kuantitas output produksi selama periode waktu tetap.


Dalam Ohno (ahli Sistem Produksi TOYOTA), prinsip leveling tersebut di mana beban kerja diratakan demi kesinambungan atau konsistensi tanpa memperhatikan variasi pesanan.



Secara umum Produksi level (Heijunka) yakni metode di mana jumlah produk sama dibangun setiap hari. Berarti lean manufacturing, sebagai jenis standardisasi terpenting. Sistem tarikan (Pull system) diharapkan bersama dengan penggunaan kanban untuk penerapan yang benar dalam pengertian aspek lean manufacturing.


Seperti diketahui bahwa banyak perusahaan mencari cara gampang ketika penjadwalan produksi salah satu misalnya dengan memakai sistem batch. Maksudnya, satu jenis produk diproduksi pada jumlah besar, kemudian diganti dengan produksi untuk jenis produk lainnya tentu dalam jumlah yang besar sesuai dengan kebutuhan pelanggan.


Memanfaatkan kelebihan lean manufacturing untuk mengurangi frekwensi set-up biasanya menjadi pertimbangan utama untuk menjadwalkan produksi dengan sistem batch. Oleh alasannya yakni itu dalam Toyota Production System (TPS) penjadwalan sistem batch justru dihindari. Mereka lebih menentukan heijunka.


Keuntungan utama dari heijunka dalam pemanfaatan lean manufacturing yakni pembebanan yang stabil untuk sistem produksi. Namun masih terdapat keuntungan-keuntungan lain seperti;
  1. Pengurangan tingkat persediaan juga mungkin disebabkan oleh kontrol yang sanggup Anda pertahankan melalui penggunaan kanban.
  2. Stabilitas tenaga kerja.
  3. Pengurangan lembur yang tidak perlu. 
  4. Penurunan tingkat stres di area produksi.

Penting: menyerupai kebanyakan hal dalam hidup niscaya ada banyak orang yang menolak perubahan (Kaizen) pada awalnya. Pastikan untuk tetap menerapkannya dan tunjukkan manfaatnya. Ketika waktunya, perilaku mereka terhadap peningkatan produksi akan meningkat.


Untuk penerapannnya supaya sanggup mengatur tingkat volume untuk produksi, Anda akan memerlukan perkiraaan pengaturan volume sempurna dan catatan riwayat pengiriman yang baik. Perkiraan akan menjadi kekuatan pendorong untuk mengatur volume tetapi riwayat pesanan pelanggan akan membiarkan kita memahami tingkat fluktuasi dari apa yang diharapkan oleh salah satu pelanggan.


Fluktuasi ini menjadi kunci untuk mengatur level stok fluktuasi produksi. Jika pelanggan sanggup bervariasi 20% sehari selama 3 hari, maka organisasi harus siap untuk membawa 60% dari satu hari dalam stok fluktuasi. Jika tidak sanggup diisi ulang sepanjang minggu, itu harus dibangun kembali selama simpulan pekan kalau waktu memungkinkan. Mungkin terlihat bertentangan dengan prinsip dasar pemborsoan berupa inventory, namun persediaan tersebut dikontrol melalui penggunaan kanban.


Untuk memudahkannya, ini pola masalah dalam masalah yang sanggup diterapkan sebagai Heijunka di Lean manufacturing. Contoh-contohnya seperti.

Misalkan pabrik harus menghasilkan produk berikut (20 hari/bulan, 8 jam/hari):
  • Produk A: 1000 unit dengan hasil 50 unit/hari
  • Produk B: 600 pcs dengan hasil 30 unit/hari
  • Produk C: 400 pcs dengan hasil 20 unit/hari


Apabila selama 8 Jam x 60 menit = 480 menit dalam sehari, maka;
  • Produk A: 480/50 = 9,8 menit/unit
  • Produk B: 480/30 = 16 menit/unit
  • Produk C: 480/20 = 24 menit/unit

Kaprikornus Total produksi dalam sehari yakni (50 + 30 + 20) unit = 100 unit.


Untuk Takt Time (waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu pecahan dari produk)
= 480 menit / 100 unit
= 4,8 menit/unit atau 10 unit/48 menit.


Dari situ didapat bahwa per 48 menit:
  • Produk A: 5 unit
  • Produk B: 3 unit
  • Produk C: 2 unit


Kesimpulannya bahwa sequencing dari fluktuasi heijunka atau leveling produksi yakni A-B-A-C-A-B-A-C-A-B secara teratur dalam 480 mnit/ 48menit = 10 kali sehari.


Catatan: terdapat prinsip-prinsip dari heijunka. Adapun prinsip leveling produksi/ heijunka didasarkan pada analisis pesanan berupa produk maupun volume adonan dalam rentang waktu tertentu satu bulan, atau untuk menemukan pola yang pas direntang waktu lebih kecil menyerupai harian. Pola ini harus diulang hingga seluruh usul dibulan tersebut dipenuhi.


Baca Juga:


Kaprikornus itulah mengenai Prinsip Toyota Way untuk Heijunka ketika ingin aktivitas produksi lebih lancar juga mulus dalam manufaktur.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel