Kurangi Waktu Tunggu Pasien Dengan Implementasi Lean Six Sigma

Menunggu (bahasa Inggris: Waiting time) dalam penerapan lean six sigma yakni penggalan dari 7 pemborosan (waste). Ini meliputi pengertian waktu menunggu mengacu pada waktu seorang pelanggan menanti di rumah sakit sebelum dilihat oleh salah satu staf medis rumah sakit. Waktu tunggu pesian yang sakit yakni indikator penting dari kualitas layanan yang ditawarkan oleh rumah sakit. Jumlah waktu menunggu untuk pasien dilihat yakni salah satu faktor yang mempengaruhi pemanfaatan layanan kesehatan.

Dalam banyak studi kasus, pasien menganggap waktu tunggu yang usang sebagai penghalang untuk benar-benar mendapat layanan dan ini menjadi salah satu penyebab stres pasien termasuk dokter. Waktu tunggu pasien mungkin tampak menyerupai sebagian kecil dari pengalaman membuang waktu di rumah sakit, tetapi mereka sanggup mempunyai imbas yang besar lengan berkuasa pada kepuasan pelanggan dalam hal ini pasien secara keseluruhan.

Ketika rumah sakit telah menerapkan lean healthcare yakni sangat tepat menerapkan gagasan "lean" dalam menuntaskan permasalahan waktu tunggu di akomodasi layanan kesehatan untuk meminimalkan pemborosan melalui peningkatan proses yang berkelanjutan.

Sebagai rujukan masalah pada departemen rawat jalan di Rumah sakit. Karena waktu tunggu yang lebih usang di departeman tersebut, Masalahnya karyawan harus berada jauh dari daerah kerja sehingga membutuhkan durasi yang lebih lama. Masalah ini harus diatasi melalui metodologi Lean Six Sigma. Prosesnya, mulai dari registrasi pasien sampai pemberian obat, dimasukkan dalam proyek perbaikan (Kaizen). Aktivitas tidak bernilai tambah (Non-value Added) dalam proses diidentifikasi, dan tindakan dimulai. Diagram sebab-akibat (Fishbone) disiapkan untuk waktu tunggu pasien yang tinggi, dan penyebabnya divalidasi dengan derma data yang dikumpulkan dari proses. Alat statistik dipakai dalam metodologi Lean Six Sigma dimana taktik ini tidak hanya untuk mengidentifikasi penyebab tetapi juga untuk mempertahankan perbaikan, menyerupai value stream mapping (VSM), Heijunka sebagai metode efektif buat mereduksi waktu tunggu rawat jalan, tes Kruskal-Wallis, PDCA, peta Kontrol, uji normalitas, dll.

 dalam penerapan lean six sigma yakni penggalan dari  Kurangi Waktu Tunggu Pasien dengan Implementasi Lean Six Sigma


Mungkin Anda menyukai:

Namun sebagai kesimpulannya, pastinya banyak taktik efektif untuk mengelola waktu tunggu pasien dalam administrasi antrian di rumah sakit dengan cara mengimplementasi serta menerapkan banyak sekali macam model antrian. Tetapi apabila Anda membutuhkan referensi bagaimanakah cara perusahaan mengurangi waktu tunggu pasien untuk meningkatkan produktivitas karyawan sebagai langkah mengimplementasi lean six sigma, berikut beberapa cara efektif tersebut.


1. Maksimalkan waktu dengan mengumpulkan informasi pasien sebelum akad yang dijadwalkan

 dalam penerapan lean six sigma yakni penggalan dari  Kurangi Waktu Tunggu Pasien dengan Implementasi Lean Six Sigma

Kiat ini mungkin tampak tidak perlu dipikirkan, tetapi selalu ada ruang juga waktu untuk perbaikan. Apakah staf perusahaan rumah sakit Anda mengumpulkan informasi asuransi dan riwayat pasien ketika mereka menjadwalkan janji? Apakah rujukan dan catatan pasien selalu siap dan menunggu di kantor ketika pasien tiba? Apakah pasien diminta untuk melengkapi dan / atau mengirim semua formulir yang dibutuhkan sebelum akad mereka? Semua pengumpulan data dan dokumen ini membutuhkan waktu. Mengizinkan pasien untuk mengisi formulir apa pun sesuai dengan waktu mereka dan menyiapkan semua dokumen mereka sebelum penunjukan mencegah keterlambatan ketika check-in.


2. Delegasikan dokumentasi kepada karyawan terlatih lainnya

 dalam penerapan lean six sigma yakni penggalan dari  Kurangi Waktu Tunggu Pasien dengan Implementasi Lean Six Sigma

Baik Rumah sakit masih menyesuaikan dengan Implementasi sistem Rekam Medik Elektronik (RME) baru, atau tidak mempunyai kecepatan pengetik profesional, sedangkan waktu karyawan harus difokuskan untuk berinteraksi dengan pasien daripada menuntaskan dokumentasi yang implemntasinya memakan waktu. Coba terapkan model-model keperawatan tim di mana ajudan klinis atau perawat mengambil beberapa kiprah dokumentasi pelengkap menyerupai mengumpulkan riwayat pasien, mengelola resep dan pesanan tes, bahkan mencatat selama kunjungan dokter-pasien. Meskipun mengadopsi alur kerja model keperawatan gres ini mungkin memerlukan beberapa pembiasaan serta pelatihan, namun ini sanggup membantu mencegah terjadinya macet dalam tugas-tugas administratif dan memastikan Anda menghabiskan sebagian besar waktu untuk menawarkan perawatan berkualitas tinggi kepada pasien.


3. Buat kebijakan untuk tidak tiba dan tiba terlambat



Jika Anda belum memutuskan kebijakan untuk menangani pasien yang tidak muncul atau tiba terlambat untuk akad mereka, kini saatnya. Tetapkan batas waktu untuk kedatangan terlambat tujuannya buat menurunkan Lead Time dan mengatasi persoalan antrian. Jika seorang pasien terlambat lebih dari 30 menit, beri tahu mereka bahwa beliau perlu menjadwal ulang. Membuat ketegasan ketika terjadi penghapusan atau biaya keterlambatan untuk memotivasi mereka biar tiba sempurna waktu. Pastikan untuk mengkomunikasikan kebijakan itu terlebih dahulu sehingga semua pasien mengetahui perihal kebijakan perusahaan baik itu dengan cara menciptakan brosur, mengirim email, pemberitahuan ekspresi di perusahaan dan telepon, juga pertimbangkan menawarkan izin gratis dan peringatan selama masa tenggang. Tekankan bahwa Rumah sakit melaksanakan ini lantaran menghargai waktu pasien sama menyerupai milik kita.


4. Terapkan solusi antrian seluler


Alat antrian seluler yakni cara yang anggun untuk menjaga waktu tunggu dan pasien senang. Konsep dari teori antrian, sistem antrian, sampai administrasi antrian setidaknya sanggup terbantu dengan penerapan aplikasi antrian seluler ini. Banyak aplikasi terbaru berfungsi sebagai cara menurunkan lead time gap dengan menawarkan waktu tunggu yang diproyeksikan dan memungkinkan pasien untuk memberi tahu staf / karyawan jikalau mereka mengantri. Sebelum mereka tiba ke akomodasi perawatan, pasien sanggup bergabung diruang tunggu virtual untuk melihat “posisi” mereka dan memungkinkan mereka untuk mengambil makan siang, atau bersantai di kedai kopi terdekat ketika mereka menunggu. Menjaga komunikasi konstan dengan pasien memberi mereka kendali lebih besar atas waktunya dan membantu kita mengelola pedoman pasien. Dalam masalah ini akan serupa dengan pedoman proses komunikasi bisnis, walaupun dengan bisnis juga masalah berbeda.


5. Rangkul solusi telehealth


Solusi telehealth yakni tips terbaik dalam pananganan jarak jauh dengan catatan rumah sakit merangkul perusahaan layanan yang qualified dalam bidang ini. Telehealth sanggup menyederhanakan pengumpulan catatan pasien, mencegah absensi atau keterlambatan kedatangan, dan memotong rata-rata waktu kunjungan ke rumah sakit menjadi dua. Plus, opsi perawatan virtual menyediakan susukan dokter rumah yang nyaman untuk pasien Anda, secara efektif menghilangkan waktu yang dihabiskan bepergian ke klinik atau duduk di ruang tunggu. Solusi Telehealth mungkin merupakan jalan menuju model perawatan masa depan tanpa perawatan.


6. Rancanglah survei untuk mengidentifikasi kemacetan

Terkadang sulit untuk memilih dengan sempurna di mana jadwal harian kita berjalan tentu saja. Coba bagikan survei sederhana berfungsi melacak waktu masing-masing pasien mulai dari kedatangan sampai keluar. Berapa usang mereka menghabiskan waktu menunggu di ruang tunggu atau ruang ujian? Berapa usang kunjungan mereka dengan dokter? Ingatlah untuk memakai survei ini di hari dan ahad yang berbeda untuk mendapat citra akurat perihal di mana persoalan konsisten terjadi. Metode ini juga memperlihatkan kepada pasien bahwa Anda menghargai waktu mereka.


Dalam mengurangi waktu tunggu pasien tentunya dibutuhkan seorang yang andal dalam konsep dasar dari metode lean six sigma supaya implementasi perbaikan berkelanjutan di rumah sakit untuk meningkatkan kepuasan layanan sanggup tercapai. Mengatasi permasalahan waktu tunggu juga menawarkan peningkatan profit pada perusahaan lantaran menyerupai pepatah menyampaikan "Waktu yakni uang". Menunggu berarti pemborosan, dengan penerapan metode six sigma diharapkan sanggup mengurangi salah satu dari 8 pemborosan (Wastes) tersebut.


Artikel Terkait:


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel